” Mudik ” ( Postingan Lama )

Maret 23, 2008

sb10066722e-001.jpg

Syawal tinggal hitungan hari, ramadhan yang penuh rahmat dan ampunan akan segera berakhir, ribuan bahkan jutaan orang bersiap-siap menyambut syawal dengan pulang kekampung halaman, bertemu dengan sanak famili, bertemu dengan orang-orang yang dicintai, bertemu dengan kekasih yang telah lama dinanti.

Bebagi hasil jerih payah setahun yang didapat di negeri orang agar bisa dinikmati kaum kerabat. Berpuluh-puluh tumpukan kardus tersusun rapi sebagai bekal dikampung halaman tanda suatu keberhasilan mencari rezeki di kampung orang.

Bagi yang berkemampuan maka transfortasi bukan halangan, karena akan ada banyak alternative untuk sampai ditempat tujuan , bagi yang berkeadaan pas-pasan kiranya kereta ekonomi dan bis ekonomi tidak lah mengapa asal bisa sampai juga kesana.

Kegembiraan menyambut syawal seakan melupakan kita bahwa ada juga diantara kita yang pulang “mudik” dan tidak kembali, mudik kekampung akhirat, kampung yang pasti dan pasti kita semua akan berpulang kepadanya, kampung yang seakan terlupakan dan sengaja dilupakan oleh setiap kita.

Padahal kesanalah mudik kita yang sesungguhnya, mudik untuk bertemu Sang Pencipta, bertemu untuk berjumpa dengan kekasih yang dinanti,.kekasih yang didamba oleh setiap hamba yang mengerti arti kata menghamba. Lebih didamba dari pada mudik yang kebanyakan dari kita lakukan disetiap syawal.

Kembali mudik kekampung akhirat, kampung tempat dimana hanya ada dua pilihan, bahagia selama-lamanya atau menderita selama-lamanya, sehat yang tiada sakit , hidup yang tiada kematian sesudahnya.

Baca entri selengkapnya »