“Yang penting hatinya dulu yang berjilbab, ketimbang fisiknya berjilbab tapi hatinya kotor!!”
Ungkapan diatas sering kali kita dengar , bahkan ungkapan ini pula yang dulu digunakan kakak saya yang cantiq ( he..he..he..) untuk menunda mengenakan jilbabnya selama bertahun-tahun, walau ALHAMDULILLAH tepat seminggu sebelum Ramadhan kemarin kakak saya dengan kesadaran sendiri mulai mengenakan Jilbabnya ( Ya Allah semoga beliau istiqomah sampai mati amien..amien..amien..).
Ya, apa betul lebih baik hati dulu yang berjilbab ketimbang fisik?
Mungkin anda masih ingat tentang postingan yang menceritakan bagaimana saya di keluarkan saat ujian karena tidak mengenakan seragam yang sudah di tetapkan oleh pihak kampus sehingga memaksa saya dan beberapa teman berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan seragam tersebut, walau dengan cara meminjam pada orang-orang di sekitar kampus agar di perbolehkan ikut ujian ketimbang harus mengulang tahun depan.
Bahkan rey sempat berucap dalam salah satu komennya “masa’ cuman gara2 pakean gak seragam gak bs ikut ujian, apa hubungannya cobaa?? aneh…” Ya apa hubungannya coba! Tapi itulah sebuah peraturan dan konsekwensi dari melanggar sebuah peraturan. Anda tak akan ditanya berapa banyak materi ujian yang telah anda kuasai di kepala anda, berapa pintarnya anda menjawab setiap soal yang diberikan, dan lain sebagainya, tapi ketika itu yang dilihat adalah anda tidak mengikuti tata tertib sebagai syarat untuk mengikuti ujian maka sudah barang tentu anda harus dikeluarkan dari ruang ujian karena dianggap anda bukan mahasiswa kampus tersebut. Walau nantinya tak ada soal yang anda bisa jawab, kalau meminjam bahasa mas DQ “ kuliah kok cuma numpang duduk ( erggggggggggh gak sopan neh junior he..he..he.. ) itu bukan masalah selama anda mengikuti tata tertib, maka tak ada orang yang ber-hak mengeluarkan anda dari ruang ujian. Karena tata tertib untuk mengikuti ujian dengan kepintaran anda menjawab soal ujian adalah dua hal yang berbeda , sama halnya dengan mengenakan Jilbab dan Akhlak, mengenakan Jilbab merupakan suatu bab dan akhlak merupakan bab yang lainnya walau idealnya orang yang berjilbab SEHARUSNYA memiliki akhlaq yang baik karena memiliki akhlaq yang baik merupakan ciri orang yang beragama dan salah satu ciri wanita muslim adalah mengenakan jilbab.
Jadi menurut saya sangat salah kalau ada ungkapan lebih baik hatinya dulu yang berjilbab ketimbang fisiknya, jelas tetap fisik yang utama karena dengan anda mengenakan jilbab berarti anda mengikuti salah satu peraturan dalam beragama, dengan kata lain dengan memakai jilbab berarti anda memiliki ciri orang yang beragama, sama halnya dengan seragam sekolah, ketika ada yang berseragam sekolah maka kita pasti menyangka dia itu pelajar lepas dari pintar atau tidak otaknya, dan ketika orang yang mengenakan seragam sekolah itu berada di mall pada saat jam pelajaran berlangsung , maka petugas berhak untuk menangkapnya, karena mereka memiliki ciri anak sekolah.
Sekarang bagaimana malaikat mau mencatat segala amal kebaikan anda kalau anda tak menunjukan ciri-ciri orang yang berhak untuk dicatat, anda mengaku muslim tapi penampilan dan gaya hidup anda tak satu pun menunjukan anda seorang muslim, walau pun anda melantunkan 30 juzz alqur’an kalau penampilan anda tidak menunjukan sebagai layaknya seorang muslim tentu saja malaikat tidak akan percaya , karena MP3 di komputer saya pun hapal 30 juzz.
Saya lebih suka ketika orang berkata “ saya tahu jilbab itu suatu keharusan tetapi saat ini saya belum bisa mengenakannya” dari pada orang yang berkata “Yang penting hatinya dulu yang berjilbab ketimbang fisiknya berjilbab tapi hatinya kotor!!” karena ungkapan pertama menandakan orang yang tahu kelemahan dirinya dan berharap suatu saat akan berubah menjadi lebih baik, sedangkan ungkapan yang kedua adalah suatu “PEMBENARAN“ yang diadakan untuk menutupi sebuah kelemahan dan sering kali orang yang seperti ini pada akhirnya tidak pernah mengenakan jilbab sama sekali , karena dia merasa tidak ada yang salah dengan dirinya.
Memang memakai jilbab tidak bisa di paksakan , apalagi kita yang sudah terbiasa berpuluh-puluh tahun jauh dari agama, dan karena Agama itu sendiri pun bukan suatu paksaan, Rasulullah saw di utus sebagai rahmat bukan sebagai azab, maka sudah seharusnya keberagamaan tumbuh dari sebuah kesadaran seorang hamba yang ingin memperbaiki diri menjadi lebih baik. Dan sudah SEHARUSNYA menjadi sifat seorang hamba untuk selalu taat dengan apa yang di perintahkan tuannya.
Seorang ulama besar yang memiliki pikir dan risau yang sangat tinggi terhadap nasib umat, nampak dari raut wajah serta suaranya yang parau bukan karena kerentanan semata, tapi, tak lain karena kesehariannya selama bertahun-tahun ( baik di markaz Raiwind Pakistan maupun di belahan dunia ) berbicara tentang kebesaran Allah, tentang kampung akhirat sebagai maksud dan tujuan hidup setelah mati dan tentang tanggung jawab umat terhadap keadaan sekarang, ketika berkunjung ke Indonesia berkata “Kemaksiatan yang melanda dunia saat ini tak dapat di hentikan dengan kekerasan apapun, karena semua itu bersumber dari hati yang rusak. Karena yang rusak itu hati manusia, yang harus di perbaiki juga hatinya. Disinilah di perlukan kelembutan, kasih sayang sesama manusia. Tidak menistakan , tidak bertengkar dan tidak ghibah ( bergunjing ). Dengan cara itu dakwah atas hati manusia akan mencapai sasaran, dan insya Allah perubahan akan segera terjadi. Karena setiap individu dan keluarga akan mengamalkan agama dengan keyakinan yang benar.”
Sebagai motivasi saya ingin mengisahkan tentang perjalan Sha ( adik saya ) yang telah melakukan lompatan besar dalam hidupnya. Sha mengenakan jilbab setelah melakukan perjuangan yang keras melawan hatinya selama 2 tahun tepatnya tahun 2002. Tidak secara draktis langsung mengenakannya, tetapi bertahap, karena Sha teramat mengerti , ketika seseorang telah memakai Jilbab berarti ada konsekwensi besar yang harus di tanggungnya, dia tidak bisa lagi menjadi individu yang mewakili dirinya melainkan segala gerak-gerik dan aktifitasnya sudah mewakili suatu keyakinan yang dianut bukan lagi oleh satu keluarga melainkan bermilyar-milyar penduduk dunia.
Saya tidak pernah memaksa Sha untuk mengenakan jilbab apa lagi untuk mengenakan cadar, saya hanya mengajak Sha untuk berpikir, tentang tanggung jawab kita terhadap keluarga, dimana sebagai anak kita di tuntut untuk selalu membahagiakan kedua orang tua kita. Dan salah satu wujud dari rasa kasih sayang itu , mana kala kita dapat membahagiakan mereka dunia akhirat. Dan untuk membahagiakan mereka dunia akhirat kita harus terlebih dulu menjadi anak-anak yang sholeh.
“Gw gak bisa pake jilbab” ucapnya suatu hari.
“Gw gak maksa elo pake jilbab, gw cuma mau elo sadar bahwa jilbab itu suatu kewajiban, dan minimal elo berniat untuk memakainya, setidaknya setiap hari elo berdoa supayah jangan dimatikan sebelum elo memakai jilbab dan iman elo sempurna”. Ucap saya
Setahap demi setahap Sha menjalaninya, Sha tidak langsung membuang semua baju-bajunya yang berlengan pendek, tapi dia berniat tidak akan membeli baju lagi yang berlengan pendek , begitu juga dengan rok, ia mulai memakai rok yang panjang. Tahapan-tahapan itu di lalui Sha dengan sebuah kenikmatan. Dan saya pun ikut menikmati proses itu, ibarat pohon dari mulai membajak sawah , menanan bibit, merawat hingga berbuah Sha lewati itu semua, dan pada akhirnya di tahun 2002 Sha berniat tidak melepaskan lagi jilbabnya ( selama dua tahun Sha hanya memakai jilbab jika di perlukan tergantung situasi dan kondisi ), tantangan sudah pasti ada apalagi Sha merupakan wanita pertama dalam keluarga besar kami ( dari pihak ibu ) yang mengenakan jilbab, sudah tentu cibiran dan nada-nada miring acap kali terdengar, dari mulai di tuding ikut aliran sesat sampai ada anggapan saya memaksa Sha untuk mengenakan jilbab. Tapi kami sangat menikmati saat-saat itu sebagai bentuk pendewasaan kami dalam beragama. Karena melalui semua cobaan itu kami dapat merasakan manisnya iman.
Dan semoga Allah swt memberikan kekuatan kepada kita untuk selalu istiqomah dijalan-Nya, dan kelak kita semua menghadap Allah swt dengan membawa iman yang sempurna. Amien, amien , amien.
Terimakasih atas komen dan kunjungannya :
olangbiaca , okebebeh , hasanah translation , isnuansa , Deddy , aaqq , nico , chitink , Um Ibrahim , Ist , Amalia hazen , devari , hanggadamai , anggavantyo , ayahnya ghifar , Santi , abimanyu , rnazahra , Agus Taufiq Hidayat , manis , bebi , Yari NK , afin , nurussadad , aRya , hasanah translation , wieda , Fakhrurrozy , realylife , dobelden , azhar , carra , abror , cewektulen , raddtuww tebbu , icHaaWe , indo , la mendol , Frida , nexlaip , landep , Fiz
klo saya lebih suka orang yang berkata:”saya tahu jilbab itu suatu keharusan makanya saya mengenakannya”…saluuut lagi buat sha… 🙂
Berbahagialah bagi orang-orang yg lebih mendahulukan keridhoan Allah daripada keridhoan manusia dan lebih yakin akan janji Allah dan hari akhirat…
Insyaallah dengan memakai jilbab, perilaku dan hati bisa tertarik untuk lebih tunduk kepada Ilahi. Itu saya rasakan sendiri, ketika sudah berjilbab, setiap perbuatan yg akan dilakukan dipikirkan terlebih dahulu secara matang, tdk.tergesa-gesa, berpikir konsekuensi baik dan buruk dari perbuataan tersebut tdk.hanya di mata manusia, tetapi dimataNya. Saya jadi lebih mencintai Islam. Jilbab membawa kebahagiaan dan ketenangan tersendiri di dalam nurani ini.
Klo tunggu sampe hati berjilbab mau sampe kapan??
Dulu saya berpikir seperti itu juga…tapi umur manusia siapa yg berkuasa?? Kalo saya mati sebelum memakai jilbab bagaimana saya harus mempertanggung jawabkan di hadapanNya??
3 pertanyaan yang akhirnya membuat saya merasa tertampar.
Berbahagialah para perempuan yg sudah berniat memakai jilbab, walau baru terlintas di dalam hati. Pelihara hidayah yg telah hinggap. Jangan biarkan hidayah itu terbang seketika.
Dengan berusaha dan berdoa, pasti Allah memudahkan. Saya yakin pasti akan ada jalan =)
Aslkm…sepakat deh lan, benar sekali, yg penting muslimah yg pake jilbab udah ada nilai plus tinggal perbaiki akhlaq dan perbaiki ibadah.
moga kita Istiqomah.
semoga terus istiqomah untuk Sha dan abangnya.. amin..
(mohon doa buat saya juga ya.. heheeee)
PS: Baru kelar sibuknya nih mas. Narik nafas dulu, bikin postingan baru, trus bertempur lagi dah..
gue….belom mengenakan jilbab.
kalo ditanya kenapa, dan gue bilang ‘belom bisa mengenakannya saat ini’, pasti akan ada pertanyaan kenapa berikutnya…
dan jawabannya…gue ga tau.
mungkin, gue masih sangat terpaku dengan hal-hal duniawi??
*merenung*
jilbab bagi perempuan merupakan mahkota.
aku belum siap untuk pake jilbab …
jilbab bukan sekedar pakaian semata namun hati lebih utama…bettull?
temen gw pake jilbab, but she drinks liquor…
kesadaran dr hati terpenting N rasa tanggung jawab yg tinggi…meski tanpa pegawasan sekalipun,
kalau saya mengenakannya walau tdk pakai cadar..
saya hanya meminimalkan diri… saya blm tau apa2 ttg agama saya.. tp minimal saya pakai jilbab2an.. dgn begitu saya akan malu untuk yang macam2.. dan terus akan mencari pengisinya sehingga mencapai titik mendekati maksimal… nah ini yg sedang saya cari.. dan entah sampai kapan….dgn bentuk yg benar
InsyaAllah saya akan terjaga oleh tekad ini..
Doakan saya mudah2an selalu menjalankan diri dalam kemauan Allah..
makasih atas tulisan2nya…
Jilbab? apa seh sebenarnya menutup aurat? aurat itu apa??? hihihi….
“agama” buat saya adalah hubungan antara hati dan Allah…. Allah maha tau apa yg ada di hati dan langkah kita. Baju, jilbab itu hanya pilihan.
(Setiap kita baca semua perintah Allah pasti pengartiannya beda antara satu kepala dan kepala yg lain, makanya dalam Islampun banyak golongan2 nya).
Buat saya “jilbab” ato “takberjilbab” ngga masalah, asal jangan saling meremehkan ato memandang rendah…(dosa kan?)
Saya pernah punya pengalaman, ketemu teman lama di mall, dia sudah berjilbab cantik, dan saya bercelana pendek dan ber t shirt, sebagai teman tentu saja saya menyapanya dengan sepenuh hati dan keriangan, tapiiii….dia menyambut dingin dan matanya jelalatan kesana kemari seperti liat setan….(saat itu langsung saya coret dia sebagai teman), tapi…..ustad yg ngajarin ngaji saya ga pernah memasalahkan “baju” yg saya pakai….
ups sorry panjang buanget komennya
Landy kapan pakai jilbab ?
Ass.Wr.Wb,
Setuju!! Memang seharusnya jilbab dipakai sambil trs memperbaiki hati dan diri. Saya juga sebel kalo denger “yang penting hatinya dulu baru kepalanya yang di tutup”. Tambah sebel lagi karena di tempat saya tinggal banyak sekali yang pake jilbab tapi pacaran (ditempat2 gelap lagi!!), belum lagi ibu2nya pake jilbab tapi nyetir mobilnya ugal2an dan gak tau rambu…Walaupun lebih banyak lagi sih yang berjilbab dan juga berkelakuan indah.
wah topiknya kurang saya pahami karena berada ‘diluar’.
tp menurut saya, klo pake jilbab harus dari hati nurani yg akan melaksanakannya bukan karena paksaan atau hanya karena ingin terlihat gimana gitu, atau hanya karena menyenangkan pihak ketiga.
istri saya belum berjilbab
:d
“karena MP3 di komputer saya pun hapal 30 juzz” sama Bos!! bisa untuk menenangkan hati yang galau..
Klo liat ce berjilbab digoda sama laki2 mesum.. saya rela bertarung mati2an utk membela ce itu.. siapapun dia, mau cantik, muda, tua, pasti tak bela.. tapi kalo liat ce pake rok mini, trus dia digoda laki2 mesum, saya mah cuek2 aja.. baru kalo nanti mba’nya minta tolong.. ato laki2 mesumnya udah suangaat keterlaluan.. saya baru mau bela dia.. he666.. gua diskriminatif gak ya?? kek nya enggak!!!!
btw masak si Mas g bisa comment d blog saya?? ywd ntar tak settig2 lagi..
Hohoho….. betul sekali….. malah jauh lebih penting jilbab hati (dan juga jilbab otak) daripada jilbab di kepala doang. Syukur2 sih bisa semuanya jilbab di kepala (fisik), jilbab hati (dan otak).
Memang,
nggak lagianeh tapi nyata, saya sering melihat orang berjilbab fisik tetapi kelakuannya kurang “berjilbab”, seperti egois, sinis, berdua2an di taman bersama sang pacar setelah maghrib, dll. Wah…. saya fikir, orang yg seperti itu kayaknya jilbabnya cuma nempel doang deh…. hehehe…. benar kan?? 😀di kampus ada sih temen yang berjilbab tapi pake clana jins ama hem (lengen panjang) yang super kuetat…pengen sih nanya “pake jilbab kok gak konsisten se?”, tapi sungkan…hehehe…
setuju, saya juga baru belajar, berjilbab sambil terus memperbaiki diri.. 🙂
binun harus koment apa $&*$Q#$^)&%*** 9:1
selamat ya Lan, semoga Allah memberikan keberkahan, kepada keluarga dan calon istri antum, amiin
cape deh……………..
kalo ngomongin agama…
ga da abiznya???
mendingan nilai diri sendiri aza?
yg penting dlm agama itu solat. solat itu izzy (mudah) diawali dgn takbir, diakhiri dgn salam.assalammualaikaum.wr.wb.itulah ceramah singkat dari UJ.
wah kok pas banget nih postingan dengan pelajaran fathul Qorib soal aurat pas ngaji semalam ya?
Ustadz berkata ,” biarkan saja jika ada yang mengkritikmu sok alim atau sok suci jika suatu ketika kau bercadar. terimalah dengan lapang mungkin kau akan mendapat berkah darinya.”
” Sebaliknya jika kau dikritik karena kau keluar tanpa cadar, terimalah juga. Jawab saja Wallahu A’lam.”
Bukankah Allah Maha Mengetahui
hiks…
sorry yaa, kemaren ane ga kemarkas karena besok paginya ane mo ke subang pake montor ba’da subuh, jadi ane istrirahat dulu n maen pijit – pijitan 😀 hehehe, pas nt sms ane lagi ta’lim fadhilah sedekah.
jilbab penjaga hati
jilbab penjaga sayahwat
jilbab identitas muslimat sejati
berkibarlah jilbabmu selalu
dzikirlah hatimu selalu
untuk para akhwat yang berbahagia
alangkah indahnya bila hati sudah berjilbab….
salam kenal,
langitjiwa
berjilbab so sweet gtuw…suka’ deh…
Ya…, Buat yang sudah berjilbab tetap istiqomah…., senantiasa meningkatkan kualitas dirinya dimata Alloh , dan tetap berbaik sangka jika mendengar orang lebih mementingkan kebersihan hati ketimbang mengenakannya jilbab dalam artian kerudung :), mereka juga lagi menjilbabi hatinya, insya alloh, setiap orang akan sampai pada apa yang di tujunya. saya dengar ada ulama yang mengatakan kalau jilbab itu tidak identik dengan penutup kepala, hanya saja saya belum ada kesempatan membacanya. Kalau itu benar, maka mereka yang berjilbab, tidak dalam artian mengenakan penutup kepala, bisa jadi juga sudah berjilbab dimata ALloh
wah.. ini dia jawaban yang saya cari untuk teman saya ketika dia menjawab “aq blum siap berjilbab”… padahal saya juga sudah bilang kalau berjilbab itu hukumnya wajib.. dan di Al-Quran sendiri juga sudah diperintahkan seperti itu… tapi dia justru berdalih dengan kata “yang penting hatinya dulu”… dan pada saat itu saya kehabisan kata2 dan berpikir bahwa dia memang belum mendapatkan hidayah, karena pada kenyataannya memang banyak yang sudah berjilbab tapi perilakunya tdk mencerminkan hal yang baik…
yang lebih parah lagi, ketika temen saya tidak mau berjilbab karena takut ga ditaksir cowok… lalu untuk kata2 yg tepat berbicara kepadanya yang seperti apa??.. sebenernya saya juga baru memperbaiki diri.. dan insya ALLAH akan terus memperbaiki diri saya… Thx utk infonya… 😀
Alhamdulillah ada yang membuat postingan tentang jilbab lagi , semoga semakin banyak ya
maaf 2 hari belum posting , silahkan mampir lagi ada postingan baru
maaf ya sambil berpromosi komentnya ini
saya lebih suka..
setiap muslimah mengetahui
bahwa berjilbab itu wajib dan tau cara memakainya..
kalo cuma sekedar tutup kepala tapi tak menjulur ke seluruh tubuhnya..percuma saya kira!
jadi, walaupun modis tetp harus syar’i..
n_n
sukses ya, dakwah itu menyenangkan..
yang penting menutup aurat dan ga trll norak
mau..tapi…
Jilbab itu kan dari bahasa Arab yang artinya pakaian yang menyerupai jubah (longgar, menutup sekujur tubuh minimum sampai menutup betis), kalau yang menutup rambut,telinga, leher dan dada namanya hijab. Kita sebagai muslimah diperintahkan oleh Allah jika keluar rumah selain menutup aurat dengan hijab, juga mengenakan Jilbab… ini aja udah salah kaprah kadang banyak yang merasa dengan hijab aja udah cukup…
Sementara untuk jilbab kan, ala bisa karena biasa, disini anak2 perempuan yang dari kecil udah biasa mengenakan jilbab, setelah dewasa rasanya udah gak sreg kalau gak mengenakan jilbab, tapi kalau yang mulainya baru setelah “gede” seperti saya 😉 ya kalo gak kuat niat emang susah 🙂
btw; Masya’Allah tulisan yang bagus
Bagiku, jilbab itu salah satu titian menuju ke keridhoan Allah, dan yang namanya titian kan memang tetap aja perlu keterampilan untuk melewatinya. Kita melihat ada berbagai cara adinda2 kita mulai meniti, ada yg ragu2 dulu (seperti adinda sha), ada juga yg langsung percaya diri menitinya, ada jg yang cuma sekedar nyoba tanpa bekal apa2, ada juga yang bahkan belum meliriknya. “Ah ngapain ke titian itu, takut konsekuensi bla.. bla”.
Nah, sudah jadi kewajiban bagi kita sesama muslim, jika saudari-saudari kita memilihnya, maka kita harus mendukungnya dan bahkan kalau bisa menjaganya agar tetap dalam titian. Itulah gunanya saling menasehati, dan dengan cara yang baik juga tentunya. Seperti nabi kita yang mulia, yang selalu tepat nasihatnya, dengan siapa pun yang berada dihadapannya.
Dan posting ini mudah2an bisa jadi jalan cahaya, untuk membuka hati adinda2 yang akan mulai meniti dan tentunya dapat mengokohkan adinda yang sudah dalam titian… Amin.
Jilbab itu bukan tingkatan keimanan seorang wanita melainkan kewajiban yang harus ditaati.
Ya ya … bagus, langsung ke jantung hakiki. Saya sangat senang dengan postingan ini.
🙂 Postingan yang mbuat hati cerah…
dari hati yang paling dalam, sebenrnya seorang perempuan punya rasa “risih” dengan auratnya..tinggal menunggu hidayah dan keinginan yang kuat seorang dai dan daiyah untuk selalu mengingatkan….
🙂
emang kan dari dulu udah di contohin … kesombongan itu lah yang menjerumuskan setan kedalam kesesatan sepanjang masa, dan para pengikut setan sampe ahkir jaman masih mengamalkan ilmu sombong dalam berbagai sisi kehidupannya
Siapa ya yang pernah berkata begini (ntah Nabi, Shahabat atau siapa gitu):
Islam itu tertutupi malah oleh umatnya sendiri.
Ketika ada kewajiban menolak, malah bikin alesan sendiri, what everlah, muga saja hidayah datang, aminnn kepada aq juga lho..
Dan ingat, hidayah tidak datang semena-mena…
Btw, temen kuliah ane, sudah sekitar 4 yang pake kerudung, setelah semasa SMA gak pake…
(note: sengaja make istilah kerudung, bukan jilbab, :-))
Jilbab…. menurut saya wanita yang pake jilbab lebih sexy daripada yang ga pake jilbab… contohnya Isteri ana, tiap hari ga bosen2 liatnya… pengen meluk terussss….. #’_’#
walo saia bukan muslim
tapi saia sependapat
karena bnayk yang bejilbab di luarna saja
pengalam saia
banyak2 siswi yang berjilbab kelakuannya kurang sopan (maaf)
just komen
peace
kalo saya dijilbabin gimana ya mas landy yaa..
wow banyak bener nih yg komen, mantap…
mo share aja sih, dulu gue juga beranggapan gitu, yg penting hatinya dulu lah, blm siap pake jilbab lah, tp kapan siapnya kalo kita sendiri gak pernah berusaha, kalo nunggu hidayah tiba2 jatuh dari langit mah susah kali… emang gue siapa, kalo gak usaha “nyari” mah tetep aja mikirnya gak siap mulu. Alhamdulillah akhirnya perasaan itu datang juga, gue pengeeenn bgt pake jilbab, dari lubuk hati yg paling dalam. Alhamdulillah gue seneng dan rada nyesel juga, knp gak dari dulu aja gue pake jilbab 😀
Buat temen2 yg ngerasa blm sanggup make jilbab, mudah2an diberikan kemudahan oleh Allah SWT, dan tetaplah berusaha 😀
setuju lan
http://nexlaip.wordpress.com/
penting dua2nya, ya jilbab hati ya jilbab aurat…
gw sih lbh baik hatinya dulu yg berjilbab daripada tampilan fisik…….
sampai saat ini saya blm bisa mengenakan jilbab, saya sering banget ngeliat wanita2 dan lebih tepatnya gadis yg memakai jilbab tapi kelakuanya melebihi org yg memakai kemben di klub-klub malem. trus, apa pendapatmu tentang itu bang?????
tulisan yang bagus,, sangat bagus,,
Tidak inginkah kita “membahagiakan” Allah SWT [yg menciptakan diri kita dengan segala karunia nikmat yg tak terhitung] serta Rasulullah SAW [yg mengajarkannya lewat segala perilaku beliau, istri-istrinya, keluarga dan para sahabatnya yg indah]?
Benarkah kita bersungguh mencintai Allah?
Benarkah kita bersungguh mencintai Rasulullah?
Semoga kita bersama bisa melaksanakannya setahap demi setahap sesuai kemampuan diri..
Ya Allah, berilah kami hidayah dan tunjukanlah kami jalan yg lurus, jalan orang-orang yg Engkau beri nikmat dan ridhoi dan bukan jalan orang-orang yg sesat dan Engkau murkai…
Wallahu a’lam
Mudah2an tulisan ini bisa menginspirasi banyak wanita musim Indonesia. great post!
hmmmmh….. speechless, secara aku juga baru pake jilbab kurang lebih 3 tahun. Dulu aku anggep pake jilbab itu gak modis, nyusahin, panas, gak menarik dll. Waktu aku naik haji akhir th 2004 aku bener2 gak nyaman memakai jilbab, shg disana aku berdoa: “Ya Allah nyamankanlah aku dengan jilbabku”. Subhanallah, rasanya kok nyaman bgt, sampai sekarang yang tadinya niat cuman mau pake 40 hari setelah pulang haji, kok malah gak bisa lepas lagi…
kalo ternyata tahun ini saatnya, insya Allah dilancarkan. kalo engga, ya ditunggu lagi, sambil berdoa yg lebih khusyuk. hehehe (ketawa miris)
waaaah.. judulnya menarik! gambar bunga-nya aku suka 😀
jilbab hati , emang slalu indah
kopdarnya jadi nda ya
saya di ciganjur sekarang
waaaah..awalannya mirip dgn critaku saat baru mengenal jilbab..alhamdulillah..tlah kuteguk nikmatnya berjilbab.. 😉 *tdnya aku jg mo posting ttg ini loooh.. 😉 *
ada yang mengenakan jilbab karena tren…
(tren artis berjilbab, tren model jilbab unik dan modis, de el el)
karena kebiasaan…
(sejak lahir dia berada di keluarga dan lingkungan yang wanitanya berjilbab. Dia berjilbab sebelum paham kenapa harus mengenakannya)
dan,
karena kesadaran…
idealnya, kita berjilbab karena kesadaran yang muncul dari pemahaman kenapa muslimah harus berjilbab. Terus terang, saya berjilbab karena di sekolah dulu memang diwajibkan pake jilbab (he3…gilingan aja klo sampe ada yg berani buka jilbab… 🙂 ).
Berat? memang. Sering mengeluh panas dan kurang fashionable sekaligus merasa sayang rambut indahku (ups!…), tak bisa dilihat orang. Jadi ketika pulang ke rumah saat liburan, saya masih sering main ke tetangga, ke sodara, ato belanja dengan melepas jilbab.
Dua tahun pakai jilbab, menjadi terbiasa. Saat liburan, rasanya aneh kalo sampe ngebuka jilbab. Alhamdulillah, tetap istiqomah sampe sekarang, dan semoga selalu mendapat bimbingan Allah, amiin…
(soalNa, godaannya makin banyak tuh, hiks.. 😦 )
dulu, kebanyakan yg dianggap halangan memakai jilbab karena takut ga diterima bekerja di perusahaan/instansi yg diinginkan.
kalo sekarang kyknya anggapan itu udah ngga berlaku ya.. karena terbukti perempuan berjilbab banyak yang lebih smart dan berprestasi. so, identitas islam semakin terjaga.
“yang penting kan hatinya” ini syubhat yang sering dilontarkan sebagian yang belum berjilbab.
bukankah suatu hukum itu dilandaskan atas sesuatu yang nampak adapun yang batin hukumnya adalah terserah Allah.
Semuanya sejalan antara hati dan amal.
Jadi, buat yang sudah berjilbab syar’i, istiqomah ya. ini sebuah ketundukan pada syariat Alloh.
salam kenal mas
Jilbab…so..my wife is wearing too. But Mba…kaya’nya sekarang di ekspose juga kenapa layaknya pake jilbab, coz mungkin adja niatnya karena malu lingkungannya pake jilbab semua, atau biar ikut trend (biar ga ketinggalan jaman katanya), so sebelum seseorang pake jilbab di ekspose (siar-siarkan) dulu bahwa niatnya untuk ibadah thok! biar dirohmati yang di atas, gimana? [arrive my blog pls]
thanks kunjungannya ya ke blog ku. cantumin dong blog ku di tempat ente. ntar blog ente aku cantumin di blog ku. setuju ?
kalau menurut saya, memakai jilbab itu sudah merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi untuk kita sebagai wanita yang sudah mengaku kalau dirinya seorang muslimah, karena itu merupakan perintah Allah swt dan tidak bisa kita elakan. kalau ad yg bertanya, masih mnding yg mna ce’ pke jilbab tapi kelakuan minus atw ce’ ga pke jilbab tapi dia rajin b’ibadah,, kalau menurut saya, ga’ mnding k’2nya, karena kita beribadah (sholat, puasa, zakat, dLL) termasuk memakai jilbab, itu sudah suatu keharusan yg wajib kita jalani jika kta mnginginkan ridho allah saw.
Assalamu’alaikum
“masa’ cuman gara2 pakean gak seragam gak bs ikut ujian, apa hubungannya cobaa?? aneh…” (tulisan warna pink). Itu aturan sekolah kan? Bagaimana kalo aturan Allah? Masa gara-gara ….. terus ….tidak masuk surga? Pertanyaan saya, Yang punya Anda semua ini siapa? Mau ikut aturan siapa? Udahhhhhhhh, pake jilbab! Gitu aja kok masih mikir.
Wassalamu’alaikum
Assalamu’alaikum
Salam kenal ya
Tulisan yg bagus..dilengkapi gambar bunga2 yg cantik lg, jd tmbh semangat bacanya 😉
ayo terus nge-blog ! 🙂
aku cewek berjilbab udah tapi kurang suka pake rok…rasanya masih ribet………maklum aku kerja jadi rasanya g pantes, kalo pake rok jadi norak mesti aku angkat takut kena kotor kalo mau sholat ribet mesti ganti jadilah aku punya rok cuma 2 biarpun pake celana panjang aku gak pake yg ketat atasanyapun kupakai yg panjang dan sedikit longgar boleh gak ya…………
menarik sekali artikelnya ..ikut memantau…keep update yaa ..salam
Marilah segera kita kerjakan amalan yang baik, supaya kita tidak menyesal. bila ada niat pasti ada 1000 jalan tapi kalau tidak ada niat pasti ada 1000 alasan….
banyak yang berjilbab, tapi suka menggosip, berlaku centil sama laki-laki bukan suaminya, selingkuh, suka menjatuhkan teman….Wallahu Alam..berjilbab atau tidak, bukan suatu ukuran dia itu sudah sempurna. Yang utama, berbuatlah baik pada sesama, tidak melakukan kejahatan, tidak melakukan yang dilarang agama.
[…] Sedangkan berjilbab secara fisik jauuuuuuuhh lebih mudah! untuk lebih jelasnya lebih enak baca disini deh. saya males ngulang.com. tapi kurang lebih saya dan ukhti itu (assalamualaikum, salam kenal, Ukh) […]