” Lelaki Tua Bersuara Sumbang “

Suara lelaki tua itu membahana di setiap penjuru kampung , masuk dari cela-cela jendela. Menembus setiap sudut rumah, menghantarkan sebuah rasa kecintaan.

Dengan suara yang terbata-bata dan penuh cinta, dia mengalunkan senandung kerinduan terhadap Rabbnya, kerinduan seorang hamba yang ingin bermesraan dengan Sang Pencipta.

Dari musholah tua yang sudah tak berpagar suara itu berasal, tidak lebih bagus dari suara si macan festival Harvey Malaholo, bahkan nada-nada tinggi tidak bisa ia dapat begitu Trie Utami berucap. Tapi suaranya seperti magis, membius setiap jiwa yang haus akan kata cinta sejati, merontokkan setiap kalbu yang rindu terhadap sentuhan Ilahi.

Satu persatu sang perindu itu datang, datang memenuhi undangan Sang Pencipta yang dilantunkan lelaki tua untuk berdiri dalam sholat, satu orang, dua orang, tiga orang, empat orang, lima orang mulai memasukin musholah tua yang sudah tak berpagar. Bergabung dengan lelaki tua bersuara sumbang.

Lima belas menit berlalu, kenapa hanya lima orang yang datang?? Kemana yang lainnya?? Apa karena terlalu sumbang suara lelaki itu sehingga mereka enggan untuk datang?, apa karena musholah itu sudah tidak begitu menarik seperti panggung dalam konser musik semalam ?? Atau karena udara pagi yang begitu dingin menyengat tulang-tulang ahli maksiat, sehingga membuat enggan untuk beranjak??

Rasanya terlalu banyak jiwa yang sudah tak butuh terhadap Tuhannya, sudah merasa nyaman dengan kemaksiatan yang dibuat sehingga lupa terhadap cinta sejati yang seharusnya mereka dapat.

Ya Rabb…, begitu tulinya telinga kami sehingga panggilanmu tidak begitu menariknya dalam pandangan kami,

Ya Rabb…, begitu dzalimnya kami sehingga kami lebih bersemangat untuk memenuhi panggilan ahli-ahli maksiat ketimbang melangkahkan kaki kami menuju panggilan-Mu.

Ya Rabb… apa karena terlalu kotor hati ini, sehingga kami tak bisa membedakan mana hitam dan putih, malam dan siang, gelap dan terang ??,

Kami sanggup berdiri berjam-jam dalam gelap lampu sebuah tempat maksiat, tapi mengapa terlalu berat kaki ini untuk beranjak memenuhi panggilan-Mu dalam sholat??.

Lidah kami begitu sempurna ketika meniru menyanyikan bait-bait tentang cinta dan kemesraan, tetapi kenapa begitu berat dan kelu ketika harus melantunkan Ayat-ayat Mu ??.

Mata kami cukup kuat untuk melihat Ronaldo mengecoh lawannya dalam sebuah pertandingan bola semalam, tetapi kenapa mata ini terasa berat untuk sekedar beranjak memenuhi undangan Mu untuk sholat.

Ya Allah…, Jelas Kau tak butuh orang yang pintar bergelar Doctor untuk sekedar merapatkan tubuh dalam shaf sholat, Jelas Kau tak butuh orang sekelas Donald Trump untuk sekedar melantunkan bait-bait suciMu. Jelas Kau tak butuh seorang kepala Negara untuk sekedar menyambut seruanMu.

Karena Kau telah memiliki Musa as yang dengan suara paraunya mencintaiMu dengan hatinya, karena Kau telah memiliki Rasulullah saw yang yatim lagi piatu yang rela memberikan nyawanya demi tegaknya panggilanMu, karena Kau telah memiliki Ibrahim as yang dengan sebuah kesadaran mencariMu dan menemukan cintanya bersamaMU, dan karena Kau telah memiliki lelaki tua bersuara sumbang yang selalu setia melantunkan Adzan melalui pengeras suara usang.

Dan juga karena kau telah memiliki orang-orang yang hancur hatinya karena kecintaannya terhadapMu, kecintaan yang berasal dari hati terdalam sehingga tak dapat lagi membedakan apa itu sebuah sanjungan dan hinaan, emas dan tanah, surga dan neraka, karena hati mereka sudah terpuaskan dengan cintaMu.

Ya Allah…, adakah nama kami termasuk dalam daftar mereka yang Engkau cintai atau malah termasuk dalam daftar orang yang kau murkai??

Ya Allah…, pililah kami untuk berdiri memenui panggilanmu yang dilantunkan oleh lelaki bersuara sumbang melalu pengeras suara usang itu.

Ya Allah…, berikanlah kenikamatan bermunajat kepadaMu,

Ya Allah…,pilih kami, dan anak keturunan kami untuk bersegera dalam memenuhi panggilan-Mu.

Ucapan Terimakasih atas coment dan kunjungannya:

RhyzQ , adikhresna , hanggadamai , achoey sang khilaf , Menik , diana , alex , realylife , indra1082 triplet’s mom , antown

11 Responses to ” Lelaki Tua Bersuara Sumbang “

  1. nurussadad berkata:

    Aminn.. Di asrama juga… nonton bola sampek jam 4 pagi kuat, tapi gak diterusin sholat shubuh

    Semoga kita terhindar dari hal seperti itu, dan semoga Allah memberikan keistiqomahan kepada kita untuk sholat diawal waktu dimana adzan dikumandangkan ( musholah / masjid ) dengan cara berjamaah , amien

  2. norie berkata:

    betul sekali, Mas. Kita memang sering lalai.

    Semoga Allah swt hilangkan sifat lalai tersebut dari diri kita

  3. antown berkata:

    dulu saya simpatik sama orang2 berjenggot tetapi pasca tragedi bom dan munculnya isu2 terorisme perasaan itu sudah mulai berubah.

    🙂 saya pun berjenggot loh he..he..he.., tapi saya gak bisa racik bom , wong pegang petasan aja takut 🙂

  4. […] Landy (konfirm juga ya mas… sudah dikasih nomer HP Achoey […]

  5. daeng limpo berkata:

    Amiiiin. Godaan kini sungguh luar biasa…!, begitu dekat…disekitar kita…tidak jauh.

  6. mutiatun berkata:

    Smoga Allah memilih kita….

  7. rhainy berkata:

    duh….iya nih mas….mo ashar dulu ah…masak gara2 nge blog shalat tinggal…hehehe….

    Semoga Allah memasukkan kita ke dalam daftar orang2 yang Ia cintai ya…amin…

  8. hanggadamai berkata:

    syukron sudah kembali mengingatkan kepada diriku yang khilap ini

  9. Fiz berkata:

    Assalamualaikum. Mirip narasi di sebuah film karya Pak Haji Dedy Mizwar, “KIAMAT SUDAH DEKAT”
    Semoga kita tetap diberi Allah keistiqomahan dalam mengabdi kepadaNya. Amiiin

  10. diana berkata:

    kadang kalo lagi musim ujan, adzan dari masjid gak kedengeran saking derasnya suara ujan..kalah tuh adzan..jadi ajah kita mah bablas….baru shalat subuh jam 5.30..ampun deh! hihiihi 😛

  11. realylife berkata:

    amin
    semoga Allah mengabulkan doa kita semua ya

Tinggalkan Balasan ke diana Batalkan balasan