Wanita & Takdirnya

vct.jpg
Ujung mata saya menangkap kegelisaan wanita muda yang duduk tidak jauh dari tempat saya berdiri, dan saya mencoba mendekat sekedar mengetahui perihal apa yang membuat wanita muda itu gelisah.

“ Ambil obat juga Mbak ?” tanya saya, kalimat standar yang cukup ampuh sebagai pembuka pembicaraan, Wanita itu hanya mengangguk

“ Masnya juga ambil obat ?” tanyanya lirih

“ Gak, saya cuma dampingin teman”

“ Oh..” jawabnya datar.

Dan kembali ada jedah diantara kami.

“Saya kena dari suami, baru 2 minggu lalu dia meninggal,” kalimat itu mengalir tanpa saya tanya. “Tapi Alhamdulillah-nya 2 anak saya negative, saya gak bisa bayangin kalau 2 anak saya juga positif” dan tidak lama berselang air matanya tumpah.

“Sudah terapi berapa lama?” tanya saya

“Baru dikasih obat untuk 2 minggu, tapi pala saya sering pusing dan mual”

“Oh… itu biasa mbak, coba aja tar konsul ma dokternya pas periksa”.

“Mas, saya takut mati, setiap malam gak bisa tidur kepikiran terus, kalau saya mati apa ada yang mau nguburin ya kalau tahu “status” saya” dan tangisnya pun kembali pecah.

“Wajar mbak takut mati, semua orang pasti ada perasaan itu. Tahu gak mbak, mati itu bukan cuma milik orang yang sakit, orang sehat juga bisa mati, sama halnya mati itu bukan cuma datang kepada orang-orang tua, anak-anakpun banyak yang mati juga kan. Dan satu hal mbak, setidaknya dengan tahu “status”, mbak diberi kesadaran sama Tuhan untuk selalu mendekat dan menjalani hidup lebih baik dari saya dan orang-orang diluar sana.”

Ketika hidup tidak memberikan banyak pilihan dan ketika arah mata angin tak berpihak, tetap bersabar dan berprasangka baik pada Sang Pencipta, karena sesuatu pasti ada batasnya seperti lagunya Bandar Naira ;
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti,
Yang hancur lebur akan terobati,
Yang sia-sia akan jadi makna,
Yang terus berulang suatu saat henti,
Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi,

#SeorangwanitayangsayatemuidipoliVCT

 

Tinggalkan komentar