Istriku ODGJ

odgj

Posisi kami hanya terhalang satu kursi. Sepanjang sesi tanya jawab lelaki itu aktif bertanya kepada Narasumber, sang istri hanya diam disampingnya, sesekali mulut sang istri bergumam, entah apa yang digumamkan tak jelas terdengar.

Selesai acara kami bertemu lagi di pelataran Masjid, suara hati saya menahan untuk tidak segera beranjak dari tempat itu dan saya mencoba mendekat untuk menyapa lelaki tersebut yang kebetulan sedang menunggu sang istri sholat.

“Kalau diingat-ingat lagi sih dari awal pacaran sudah terlihat sedikit keanehan, puncaknya saat lahir anak pertama, Sering ngomong sendiri, suka lempar-lempar barang, suka marah kalau tidak dituruti keinginannya, anak-anak gak keurus, boros banget ama keuangan bahkan sehari bisa habis 10 juta untuk belanja, kalau gak dikasih suka marah” Ucap lelaki itu sambil berusaha menahan tangisnya agar tidak pecah.

“Kalau lagi dia”kumat” sering banget kepikiran untuk ninggalin cari yang lain, tapi kalau diingat-ingat lagi kasihan juga kalau sampai saya ceraikan nanti siapa yang urus dia, orang tuanya juga sudah tua” jawabnya datar saat saya tanya pernahkah kepikiran untuk meninggalkan sang istri.

“Kalaupun bapak ambil keputusan untuk meninggalkan istri bapak, gak ada jaminan istri bapak yang berikutnya lebih baik dari yang saat ini, sekarang pokus saja dengan pengobatannya dan yang terpenting bapak harus jaga anak-anak agar tidak mengalami apa yang ibu mereka alami, karena mereka memiliki kerentanan dibanding anak-anak yang lain.” Ucap saya dan diamini oleh si bapak.

Tidak berapa lama sang istri keluar dari dalam masjid dan kami saling bertukar nomor telpon dan berjanji bertemu lagi pada pertemuan selanjutnya.

Hidup memang unik, setiap peristiwa yang terjadi bisa mendewasakan seseorang atau malah sebaliknya.

Ketika anda memiliki ribuan alasan untuk meninggalkan tetapi memilih satu alasan untuk mempertahankan itu namanya CINTA.

#curahanhatisuamiyangmemilikiistriODGJ

#bipolar

#RSMardzukiMahdiBogor

Tinggalkan komentar