Bebek adalah binatang yang memiliki intelegensi ( tingkat kecerdasan ) yang rendah jika dibandingkan dengan Anjing. Anjing mudah dilatih dan memiliki tingkat intelegensi yang tinggi. Disamping itu, Anjing mampu mendengar jenis suara rendah ( infrasonic ) pada jarak sekitar 20 meter.
Namun demikian kita jarang mendengar ada bebek yang tertabrak! Sedangkan kita sering melihat banyak anjing yang tertabrak! Mengapa?
Ternyata bebek memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki anjing. Bebek senantiasa hidup berjamaah, kompak dan satu gerak. Ke mana pun bebek pergi senantiasa beserta jamaah ( rombongannya ). Bebek pun binatang yang istiqomah dalam bersikap dan bertindak. Ketika bebek sedang berada di dalam kandang ia bersura, “wek…wek…wek!” Begitu juga ketika bebek berada di jalan, di sawah, di perkampungan bahkan di mall-mall atau swalayan dan di istana Negara, mereka senantiasa bersuara , “wek…wek…wek!” sungguh istiqamah! Ketika rombongan bebek berada di jalan raya dan bermaksud menyebrang, maka seketika para pengguna jalan berhenti sejenak menghormati iring-iringan bebek itu.
Berbeda dengan anjing, kebanyakan kehidupannya sendiri ( infirodhi ) tidak mau dan bahkan jarang berjamaah. Anjing pun binatang yang tidak istiqamah dalam berucap atau bersuara. Kepada orang lain yang tidak dikenalnya ia menggonggong tetapi kepada tuannya ia bermanja-manja. Meskipun memiliki tingkat kepekaan tinggi dalam mendengar suara rendah, tapi karena kehidupannya tidak berjamaah maka ia sering tertabrak di jalan raya.
Mari belajar dari bebek, istiqamah dan berjamaah menjadi kunci dalam kehidupan beragama . Pertolongan Allah Swt berserta jamaah. Jangan jadi seperti anjing, tidak mau berjamaah. Kalaupun anjing mau berjamaah ia selalu ribut dan bertengkar dengan sesamanya dan tidak istiqamah dalam bersikap dan berucap.
Lihatlah air! Pelajarilah air! Bergurulah pada air! Air senantiasa mengalir ( bergerak) yang dengan pergerakannya menjadikan suci dan mensucikan untuk thaharoh ( bersuci). Dalam pergerakannya air selalu mencari tempat yang rendah ( dalam hidupnya selalu tawadhu, dan berkaca pada kehidupan orang yang berada dibawahnya). Jangan sekali kali mengambat pergerakan air karena jika air menggenang ia akan menjadi sumber penyakit, menjadi tidak suci untuk dgunakan bersuci, menyebarkan bau busuk dan merusak struktur tanah yang digenanginya. Air bergerak menuju lautan. Dari sungai atau selokan mana pun asal air mengalir, ujung-ujungnya akan menuju lautan, bergabung dengan kekuatan jamaahnya dilautan. Walau dalam perjalanannya air terhambat batu, dan berpencar dengan teman-temannya tapi kemudian akan berpadu kembali sebagai kekuatan baru.
Jika air menempati sebuah wadah atau apa saja, ia akan mengisinya sama rata, penuh keadilan. Dalam pergerakannya, air senantiasa mencari celah untuk menerobos tidak pernah putus asa. Falsafah air memang bergerak dan bergerak. Selama ia bergerak dengan kekuatan jamaah maka ia menjelma menjadi satu kekuatan dahsyat sebagaimana air di bendungan atau topan badai di lauatan! Sebaliknya jika air berhenti bergerak, diam stagnan ( mandeg ) maka menjadi peyebab datangnya penyakit. Jika ummat Islam bergerak secara ijtima’i ( bersama – sama ) dalam menjalankan agamanya dan berdakwah keseluruh alam maka Islam sebagai satu kekuatan hidup ( the power of life ) kembali akan diamalkan oleh kaum muslimin.
“ Ya Allah kuatkanlah Islam dibumi belahan timur dan barat dengan pemimpin yang adil, baik dan taat juga mengikuti sunnah junjungan manusia. Ya Allah pahamkanlah mereka terhadap apa yang Engkau sukai dan Engkau ridhai. Jadikanlah Akhirat mereka lebih baik dari pada dunia . Ya Allah tolonglah Islam dan orang-orang Islam di bumi belahan timur dan barat. Ya Allah jayakanlah Islam dimuka bumi, tinggikanlah kalimat Islam dan kaum muslimin di seluruh bumi Ya Allah berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan peliharalah kami dari siksaan neraka. Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada Engkau ampunan , keselamatan dan kejayaan didunia dan di akhirat. Amien ya Rabbal alamin.
Sumber tulisan
* Tamsil karya Abu Aufa Abdillah, S.Pd.
* Doa Maulana Muhammad Yusuf rah.a
Ucapan terima kasih atas comment dan kunjungannya :
Vee , Santi , endang , Agus Taufiq Hidayat , hanggadamai , Iko , Rozy , Yoga , My breakfast , Rindu , okebebeh , bebi , JB’lOg , datyo , kalangkabut , triplet’s mom , jagrag , Fiz , zahra , tamrin , Ahmad Kunto adikhresna
Hidup Ibarat Air Mengalir Menuju Ilir
Jernih Belum tentu dangkal
Keruh Belum tentu dalam
Dalam hidup
Kita jangan Mengikuti dan Melawan Arus
tetapi
Kita Harus Mampu MENITI Arus….
Salam Jabat Erat dalam Satu Nafas Ukhuwah Islamiyah..
JB’lOg
Banyak banget yang bisa dijadikan guru di dunia ini, mulai dari air ampe yang namanya padi…semakin berisi semakin menunduk…
makanya shalat berjamaah itu pahalanya jauh lebih besar daripada sendiri
yang jelas manusia itu diciptakan bukan untuk menjadi makhluk yang sendiri…
setiap panca indra yang dititipkan kepada kita adalah supaya kita bisa saling mengenal dan saling bersilaturahmi
maka berjamaah adalah wajib hukumnya bagi yang mampu…
ada ada aja tamsilnya para masyeikh…dahsyat bener…
Insya Alloh niat jadi BEBEK ISTIQOMAH….semua niat Insya Alloh…jgn jd ANJING..hehehehe
Kalo di syurga cuma sendirian kan ga enak…
Makanya anjing haram…egois sih…. 🙂 😉
tamsil yang mangstabek (baca pakai qollolah kubro)
eh salah tulisannya, seharusnya “qolqolah kubro” bukan “qolollah”
Saya rindu MAKAN berjamaah…kapan ya? 🙄
Bukannya saya udah ngundang utk ke batam? 😆
ya…cape deh 😦
Assalamu’alaika ya akhi
Wa’tasimuu bihablillahi jami’an wa laa tafarroku.
Mudah2an ane bisa ke jakarta ya…bisa ikut makan bareng….
Wassalamu’alaikum
🙂 😀 😉
cukup?
makasih udah mampir…
Methapor yang bagus Lan. Manusia soliter seperti aku ini sering merindukan bisa berjamaah.
kalau korupsi aja bisa berjamaah, harusnya berjamaah dalam kebaikan justru jauh lebih mudah ya????
Luar biasa kajiannya… malu dah sama bebek… 😥
Lebih baik belajar dari anjing & bebek. Jangan cuma belajar dari bebek saja. Lama-lama menjadi bebek beneran 😀
Di dunia nyata kita harus berjamaah, di dunia maya pun kita juga harus berjamaah ya ?
Ngomong-omong maqominya di mana nih ? Insyaallah suatu saat kita ketemu. Kalau malam Jum’at di Kebon Jeruk saya biasanya ada di belakang kanan (dekat jalan mau ke WC) di halaqoh Pan Mas Depok
digigit anjing? jangan sampe deh! kirimin roti sekeranjang?ntar tambah bantet lho 😀 imel baru aku kirim….bikin artikel tentang masalahku dong..yang berisi taushiyah biar ada pencerahan… 😉
Ada pepatah mengatakan .. “Jangan mengekor seperti bebek” hmm atau “Anjing mengonggong, kafilah tetap berlalu” mungkin semua ada kelebihan dan kekurangan. Karena kita ‘disuruh’ belajar dengan alam.
Begitu juga dengan air. Seperti kata pepatah, “Kecil jadi lawan, besar jadi musuh” .. jika air adalah anugerah kebaikan .. bagaimana dengan banjir??
Disitulah kearifan hidup yang harus kita pelajari. Bagaimana bersikap pada segala macam situasi sehingga dapat mudah beradaptasi. Kapan jadi bebek, kapan jadi anjing dan kapan jadi air.
Subhanallah .. tak ada ciptaan-Nya yang dijadikannya sia-sia. 🙂
Di tempatku malah kucing yg sering ketabrak… 😀
Om Landy,
“Tamsil karya Abu Aufa Abdillah, S.Pd”
ada e-booknya?
bukunya dijual dipasaran?
pengen baca 🙂
dahsyat sekali kekuatan berjamaah.
hingga 1+1 =27
nyok , kita hidupkan lagi rasa berjamaah dalam segala hal agar menjadi kuat
Mas, ijinkan saya meenyampaikan uneg-uneg ini ya, ketika air “berjamaah” menjadi bah dan bergerak dengan kecepatan tinggi, ia akan destructive sifatnya, sehingga positif dan negatifnya air dalam berjamaah ini membuat saya berpikir perumpamaan yang disampaikan di atas adalah sebuah relativitas.
Ketika seorang muslim memutuskan berjamaah mudah-mudahan ia dikarunia pula: istiqomah, sehingga tidak tersesat dan menyesal karena tidak menggunakan akal yang telah dikaruniakan padanya dengan baik secara hari gini Mas banyak pula aliran Islam sesat 🙂 . Daripada itu saya melihat pendapat Bang Eby (Erander) sungguh bijaksana. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam menyampaikan uneg-uneg saya ini.
berjamaah itu nikmat
sungguh deh
assalamualaikum,,
salam kenal mas..
ih koq postingannya pas sih dgn legenda td pagi..
gini kisahnya..
pas saya mau nyabu(nyarapan bubur) g jauh dari situ ada segerombolan bebek lewat jalan..
dan jalannya lama bgt (mungkin mereka merasa jalan pribadi kali y?).. dan itu menyebabkan angkot macet hingga beberapa kilometer(lebay ini mah).. pas gtu ada orng yg nyoba buat mengusirnya dr jalan.. eh malang nian nasib orng itu.. malah dia diserang berjamaah..kasian2..
tp coba y qta muslimin bisa hidup berjamaah..
pasti keren bgt yah?
pendapat erander dan landy.. sama sama saya amini..
karena.. beramai-ramai pun ada batasnya. jika pada akhirnya menjadikan kita cenderung tergantung pada orang lain pun, kadang tidak terlalu bijaksana untuk dilakukan. apalagi kebersamaan untuk menjadikan (memaksakan) semua satu suara tanpa pernah mau menerima perbedaan. [mudah2an gak OOT ya, ndy.. :P]
anyhow.. semua itu tergantung sudut pandang mana kita akan melihatnya.. as long as itu positif.. ya pasti akan bermanfaat.. bukan masalah bebek atau anjingnya..
nice words anyway.. 🙂
Bismillahirahmanirahim …
Penjelasan mas Landi soal berjama’ah khususnya dalam sholat dapat saya pahami. Saya hanya mencoba untuk berbagi pengalaman, bahwa ketika kita memberikan contoh atau analogi, hendaknya berhati-hati. Karena sering kali analogi yang kita berikan kurang pas sehingga menimbulkan salah persepsi.
Saya bisa menangkap maksud mas Landi dengan memberikan ilustrasi. Tapi hati-hati, pemberian ilustrasi malah membuat kita terjebak dengan perdebatan tak berkesudahan. Sehingga keluar dari esensi yang ingin kita sampaikan.
Sebenarnya .. postingan ini dapat dipersingkat dengan penjelasan mas Landy dikomentar saya. Lebih mengena dan singkat. Saya lebih dapat menangkap soul-nya dengan penjelasan tersebut dari pada isi postingan.
Karena postingan memiliki multi makna. Dan — mungkin karena kekurangan pikiran saya yang dangkal tidak seperti mas Landy — membuat menjadi beda persepsi.
Kita perlu banyak belajar. Bagaimana sebuah komunity yang berjamaah dimanfaat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab karena budaya kritik dimatikan. Budaya koreksi ditiadakan. Hendaknya kita berhati-hati.
Saya sangat setuju dengan sholat berjamaah. Sangat, sangat, sangat setuju.
Ass. wr. wb., Mas Landy,
Terima kasih atas penjelasannya yang sangat terperinci. Lagi-lagi saya sependapat dengan komentar kedua Bang Eby/Erander (ada ambiguitas di-analogi yang diberikan, dan saya insyaAllah termasuk orang yang setuju berjamaah).Anyway diluar ini semua saya menilai blog ini telah membuktikan indahnya berjamaah (jamaah Landy? :D), sungguh indah adanya upaya saling mengingatkan dan menyerukan kebaikan bagi saudara yang lain.
Wass.
Assalamu’alaykum.
Landy…
ck ck ck
keren-keren, analogi bebeknya…
🙂
Boleh nanya2 nggak? aku pengen belajar…
dan sekali-sekali pengen membaca kitab yang kamu baca…
hoho.
boleh bagi ilmunya duhai saudaraku???
🙂
Inspirasi yang bagus…
Ada kalanya orang harus berjamaah dan harus sendiri…
Assalammualaykum wr wb
Manusia harus banyak melihat pada ciptaan-ciptaanNYA untuk dapat mengenalNYA.
Kalau sempat mampir ya… di: http://maaini.wordpress.com
Jazakallahu khairan katsiran
Wassalammualaykum wr wb
Saya suka berjama’ah, sedapat mungkin saya berjama’ah karena saya suka menjadi makmum, saya suka melihat ritualnya. pokoknya suka 🙂
sholat berjamaah..
pemodelan sempurna peradaban islam..
sosial-politik-budaya-kepemimpinan-ibadah vertikal terangkum semua di dalamnya..
Disamping jama’ah jasmani, mari juga kita berjamaah secara rohani…
Berimam rohani agar ruhani kita menjadi bersih dan selamat
Ass, pada smuanya yang seneng berjamaah semua siap ga tuk intiqoli 4BULAN
saya ingin bertanya boleh tidaknya shalat tahajud berjamaah?
syeikh, ane pinjem gambarnya buat bikin syiar event ijtima indonesia 2009 ya.
http://www.facebook.com/event.php?eid=54095846781#/event.php?eid=54095846781
wassalam..