” Wanita Yang Hebat “

Menjadi seorang ibu bukanlah perkerjaan yang mudah untuk dilakukan, tapi sayangnya tidak ada sekolah atau pendidikan yang secara khusus mengajarkan bagaimana seharusnya seorang wanita menjadi seorang ibu atau bagaimana seharusnya menjadi orang tua. Sehingga memaksa para wanita belajar dari pengalaman dirinya maupun orang lain untuk menjadi seorang ibu.

Dibutuhkan kesabaran ,tenaga dan air mata yang tidak sedikit, bangun tengah malam ketika sang buah hati menanggis, berusaha menenangkan tangisannya , menyiapkan dan memastikan keadaan rumah agar selalu baik dan masih banyak hal-hal lainnya yang membuat saya terkagum-kagum melihatnya.

Dengan melihat apa yang adik saya lakukan terhadap kedua putrinya ( 2 tahun dan 5 bulan ) saya harus mengakui betapa hebatnya Allah Swt, menciptakan seorang wanita, pantas saja Allah letakan surga dibawah telapak kaki seorang ibu.

Roda dunia memang berputar , yang perputarannya tidak ada yang tahu kapan dan berapa lama roda itu berputar, saya di lahirkan sebagai anak keenam dari delapan bersaudara, lahir dari rahim seorang ibu yang hanya berpendidikan seadanya.

Walaupun berpendidikan seadanya, tapi rasanya pengalaman cukup sebagai bekal bunda saya mengantar ke delapan putra-putrinya dan ketujuh ponakan suaminya untuk mengarungi dunia.

Dengan luas rumah yang hanya 60 meter dan diisi oleh 17 orang ( kedua orang tua saya, 8 orang anak, 7 keponakan bapak saya ) dapat dibayangkan seperti apa masa kecil saya, belum lagi ruangan yang 60 meter itu harus tersekat karena bunda saya harus membuka warung sebagai mata pencaharian kami sehari-hari.

Sudah hampir 10 tahun saya berkerja sebagai tenaga keuangan , tapi sampai sekarang saya masih tidak mengerti bagaimana bunda saya mengatur keuangannya pada saat itu, sehingga keadaan keluarga saya tetap stabil, tanpa ada guncangan yang sangat berarti.

Kadang saya berpikir apakah orang sekelas Safir Senduk akan bisa menerapkan semua teorinya apabila berada di posisi bunda saya, dimana dia yang menjadi tulang punggung satu-satunya di keluarga kami. Dan di sisi yang lain, bunda saya dituntut harus tetap menjadi wanita dengan menekan egonya dihadapan bapak saya.

Bayangkan saja sejak jam 2 pagi bunda saya sudah bangun untuk melakukan “Dialoq khusus” dengan Allah ( baca : Sholat Tahajud ), setelah itu menyiapkan gorengan untuk di jual, yang biasanya para pedagang keliling berkumpul dirumah saya untuk mengambil gorengan yang di buat bunda saya, dan biasanya pula rutinitas itu memaksa kami-kami harus bangun pagi karena mendengar suara bising ibu-ibu tersebut ketika mengambil dagangan dari bunda saya.

Setelah sholat subuh bunda saya ke pasar untuk membeli sayur-mayur dan barang dagangan untuk di jual dirumah kami. Terkadang ada kebanggaan tersendiri kalau mengenang saat-saat itu, walau dulu tentu saja saya sering merasa malu, mana kala saya harus ikut kepasar membantu bunda saya membawa barang dagangnya.

Nilai-nilai agama telah ditanamkan oleh orang tua kami sedari kami kecil, sholat merupakan hal yang wajib dilakukan oleh kami, sesibuk apapun saya ketika kecil , maka apabila adzan sudah berkumandang maka saya harus segera meninggalkan semua permainan dan segera pulang kerumah dan membawa sarung untuk melakukan sholat berjamaah di masjid, karena kalau tidak, pasti makian yang akan saya dapat.

Selepas sholat magrib saya dan Sha adik saya harus sudah berada di kamar bunda untuk belajar mengaji. Dan tentu saja rotan menjadi sarapan saya sehari-harinya, karena ketidak seriusan saya ketika mengaji. Saya sering tertawa, tanpa mengerti apa hal lucu yang membuat saya melakukan hal tersebut waktu itu.

Memang bunda saya bukan almarhumah La-Rose yang lembut ketika memberi nasehat kepada anak-anaknya, karena bunda saya hanya wanita biasa yang bependidikan seadanya. Bunda tidak memiliki teori yang banyak ketika mendidik kami, karena internet tidak ada pada saat itu, pelajaran yang kami terima dari orang tua kami adalah praktek langsung terhadap kehidupan.

Bunda saya mengajarkan kepada kami apa itu sabar walau kalau ditanya pasti bunda tidak bisa menjelaskan apa definisi dari sabar itu sendiri, yang dia tahu dan selalu ada di kepalanya adalah “Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita , dan kita sebagai hamba-Nya hanya bisa menerima apapun ketentuan Allah, tanpa harus membantah-Nya, bisa kualat katanya“.

Tahun 1998-1999 adalah cobaan terbesar dalam hidup saya, dimana segala bentuk kemaksiatan terbuka lebar di depan saya, pada saat itu saya teramat bersyukur karena Allah Swt lahirkan saya dari rahim wanita sehebat bunda saya. Saya baru menyadari manfaat dari didikan orang tua saya ketika kecil.

Kelaparan ketika kecil mengajarkan saya untuk tidak menyentuh apa yang di sebut narkoba , ketika 98 % teman saya mengunakan narkoba sebagai pelarian dari masalah, bahkan sampai sekarang saya tidak tahu bentuk real dari daun ganja.

Bentakan dan pukulan ketika kecil mana kala saya tidak mau sholat atau mengaji dapat mencegah saya tetap berada di kamar kostan, ketika seluruh teman menjadikan tempat hiburan malam untuk melewati hari-harinya.

Rasa kebersamaan dan cinta kasih yang diajarkan sedari kecil mendorong saya untuk tidak melakukan hal-hal yang membuat malu keluarga saya dengan menghamili anak orang atau mengantarkan kekasih ke tempat aborsi.

Dan tentunya masih banyak peristiwa-peristiwa lainnya yang menyadarkan saya betapa beruntungnya memiliki keluarga dan orang tua seperti mereka.

Tahun ini genap 42 tahun bunda saya membina rumah tangganya , ketika mengetik postingan ini sesali saya menatap bunda yang sedang asik memasak di dapur, masih tetap sama seperti saya kecil, wanita ini tetap semangat untuk memberikan yang terbaik bagi kami. Masih tetap tidak bisa tidur sebelum kami semua anaknya pulang kerumah.

Tiada kata yang terindah selain ucapan terimakasih kepada Allah Swt yang telah melahirkan saya dari rahim wanita sehebat bunda saya. Selamat ulang tahun perkawinan bunda , terimakasih atas cintanya yang begitu besar kepada kami.

Sudah dulu ya tulisannya , saya mau mengucapkan selamat dan mencium bunda saya.

Wassalam,

Ucapan Terimakasih atas coment dan kunjungannya:

adikhresna , Menik , hanggadamai , antown , Rozy , olangbiaca , norie , daeng limpo , achoey sang khilaf , arifrahmanlubis , diana , realylife , rachmawan , TuanSUFI

19 Responses to ” Wanita Yang Hebat “

  1. julfan berkata:

    tugas menjadi seorang ibu bukanlah tugas yg mudah.
    btw pic siapa tuh? jadi ingat dengan aisha.
    hehe

  2. Rozy berkata:

    Allahumaghfirlana dzunubana waliwaalidayna warhamhuma kamaa robbayana shoghiiroo…

    Sahabat, ijinkan daku berbagi tulisan yg cukup senada disini di; http://zidaburika.wordpress.com/2007/11/15/rangkullah-mereka/

    Semoga Allah SWT dengan Rahman dan Rahim-Nya senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua…amin.

  3. endang berkata:

    alaaaaah……..teorinya Safir Senduk itu gak bisa diterapkan buat org kebanyakan spt kita kok. saya gak pernah bisa pake cara dia, karena disitu dia lupa bahwa ada amal yg tidak mungkin dibatasi….

    selamat ultah perkawinan buat orgtuanya…….

  4. Frida berkata:

    Jadi ingat lagu Bang Iwan Fals berjudul “IBU”:
    Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
    lewati rintangan untuk aku anakmu
    Ibuku sayang masih terus berjalan
    walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
    Seperti udara kasih yang engkau berikan
    Tak mampu ku membalas…ibu…ibu…
    “Met Ultah perkawinan tuk Ibu Kakak”
    aku salut dan smoga sukses

  5. ardhi nugraha berkata:

    Assalamu’alaikum Mas landy…
    sudah lama sekali saya tidak berkunjung…

    comment ttg soal blog ini, saya langsung ingat Ibu saya….orang yg plaing saya cinta d dunia ini adalah ibu, yg kedua adalh ibu dan yg ketiga juga ibu…
    semua buat ibu terlebih dahulu….

    klo bsa saya tak ngikuti crita blognya mas landy lagi..

    wasalam

  6. Rindu berkata:

    Saya kuliah S2 saat ini, dengan impian bisa menjadi ibu dengan baik nanti… karena kalo ibunya pinter, anaknya pasti pinter juga.

  7. adikhresna berkata:

    Wa’alaikum salam (kan akh landy uluk salam tuh)

    Mantanbs.

  8. tc berkata:

    makanya jangan macem2 sama perempuaaan…
    hihihi

  9. diana berkata:

    mumpung bundamu masih ada, baik2 ya sama beliau….jangan sampe nyesel kek aku…udah gak ada mama, serasa hilang separuh hidupku tempat curhat… 🙂 take care Lan!

  10. Eucalyptus berkata:

    Subhanallah, ibumu benar2 wanita yang hebat, sepertinya menurun ke adik kamu ya.
    Tidak ada yang lebih membahagiakan orang tua selain melihat anak2nya tumbuh menjadi orang yg berguna dan taat beragama serta mampu menghindari kemaksiatan duniawi.
    Selamat ulang tahun perkawinan buat orang tua ya.

  11. kabarihari berkata:

    Wanita, tepatnya Ibu, dimanapun memang hebat, ngga salah kalo saya selalu mengidolakan ibu saya. 😀
    Salam..

  12. Zulmasri berkata:

    Masya Allah… tuh foto siapa sih. jadi terinspirasi bikin puisi. lariknya: matamu adalah penjara terindah yg pernah kujumpa…

    tentang ibu: saya tulis di biodata saya sebagai wanita luar biasa…

  13. yah..mata saya udah berkaca-kaca bacanya! 😦
    perempuan memang memiliki kekuatan luar biasa, sebagai seorang anak, istri maupun ibu bagi anak2nya kelak. Allah Maha Mengetahui kekuataan seperti apa yg ada di dalam tiap2 diri perempuan, kekuataan untuk bisa menjalani semua peran yg mampir di dalam kehidupannya.

    Salam buat bundamu Land!42 tahun dalam membina rumah tangga?masyallah… 😉

    *speechless*

  14. fnellz berkata:

    Baca tulisan ini jadi ingat waktu aku sakit. Ibu selalu menjaga aku, melakukan apa saja yang aku minta. Jadi tambah sayang rasanya ama ibuku.. 🙂

  15. hanggadamai berkata:

    jadi ingat ibu di rumah 😦

  16. Menik berkata:

    i love you Mama… 🙂

  17. realylife berkata:

    bunda , tetaplah menjadi kartini saya yang selalu berjuang dan berkorban demi kemajuan bangsa ini
    terima kasih landy sudah mengundang saya ke sini
    ucapan terima kasih untuk semua bunda di seluruh dunia

  18. PenyuGarong berkata:

    hwaaa… jadi kangen emak di kampung…

    :((

    uda ga keitung nih, dosa yang uda saya lakukan kepada emak…

    kalo inget2 lagi, sesak rasanya dada ini…
    😦

  19. rhainy berkata:

    iya…jadi inget ama ibuku….aduh..padahal dulu bandel banget…

Tinggalkan Balasan ke julfan Batalkan balasan